Cara Membedakan Gangguan Jin, Sihir, dan Psikis pada pasien

​Membedakan Gangguan Jin, Sihir, dan Psikis

====================================

Berikut jiku coba ceritakan pengalaman seorang praktisi ruqyah, dalam membedakan gangguan yang diderita seorang pasien.

Beberapa hari yang lalu ada seorang wanita mengantarkan suaminya ke rumah saya untuk ruqyah. Dia mengeluhkan, bahwa telah terjadi perubahan pada diri suaminya hampir 1 tahun terakhir. Perubahan itu terjadi saat sang suami mulai berkerja di tempat baru, salah satu perusahaan jasa angkutan terkenal di Jawa Timur. Beliau menduduki posisi sangat vital di perusahaan tsb.

Perubahan pada diri suami, mulai dirasakan ibu sejak 1 pekan bekerja di tempat baru. Beliau menjadi sangat pemurung, menutup diri, malas beribadah, tidak pernah berbicara jika tidak ditanya, cara berpakaiannya tidak rapi, lidahnya kelu tidak lancar utk berbicara, bahkan cara makan dan porsi makannya pun berubah alias sangat banyak. Dan sesekali terucap ingin berhenti dari tempat kerja. “Aneh dan tidak seperti Bapak dulu” kata sang istri. sang istri menduga ada orang yang iri dan menyantet beliau.
Sesaat setelah bertemu, saya ajak untuk berbicara dan diskusi seputar apa yang beliau rasakan dan dunia kerjanya yang baru. Dari data-data yang saya tanyakan, ekspresi, tatapan wajah, cara bertutur dan semua yang beliau caritakan nampak jelas bhw yang beliau alami adalah stress karena beban kerja yang sangat berat.
Sebelum ruqyah dimulai saya jelaskan sekilas, bhw gangguan jin, sihir/santet dan gangguan kejiwaan sangat mirip dan kadang tidak bisa dibedakan jika tidak jeli.
“Dugaan saya Bapak tidak disihir atau santet tetapi semua yang dirasakan bapak disebabkan karena tekanan, beban psikologis yang sangat berat. Tetapi lebih baik druqyah dulu untuk memastikannya.”
Alhamdulillah, ruqyah tidak terlalu lama dan tidak ada reaksi apapun yang terjadi, seperti dugaan saya.
“Bu, Pak, yang dirasakan bapak sebenarnya adalah akumulasi beban psikologis yang berat bukan sihir. Sekarang lebih baik bapak lebih terbuka, ceritakan semua beban dalam hati bapak”
Subhanalloh beliau bercerita sangat lancar dan menjelaskan semua perasaan, problem dan kerasnya dunia kerja barunya tsb. Intinya, tekanan dan dunia kerja yang keras-lah yang membuat bapak tertekan. Dan tekanan batin itulah yang menyebabkan semua perubahan sikap, perilaku dan bahkan berefek pada fisik bapak selama hampir 1 tahun ini.
Sang istri bersyukur sekali, karena hampir 1 tahun Bapak tidak pernah menceritakan semua problem dan perasaannya, Alhamdulillah malam itu, beliau sangat terbuka.
Alhamdulillah, Semoga bermanfaat.
Nadhif-RLC